Molekulmolekul air di permukaan juga telah menguap. Jadi, apabila tekanan di atas permukaan zat cair lebih dari 1 atm maka titik didih zat cair lebih tinggi daripada titik didih normal. Pressure Cooker. Pressure Cooker adalah alat untuk memasak yang bekerja dengan tekanan tinggi sehingga air baru mendidih pada suhu di atas 100oC (Gambar 4.15). - Pelajaran IPA seperti biologi, fisika, dan kimia pasti akan membuat kalian melakukan percobaan. Tapi, percobaan yang kalian lakukan tak sekadar mempraktekkan. Kalian juga harus menuliskannya menjadi sebuah laporan. Laporan itu disebut sebagai teks laporan hasil percobaan. Dilansir dari Yuk, Ungkap Idemu Melalui Teks Persuasi hingga Teks Tanggapan 2019, teks laporan percobaan adalah teks yang berisi laporan dari kegiatan percobaan atau informasi yang disajikan dalam teks laporan percobaan yakni obyektif. Tidak ada opini dari penulisnya. Penulis hanya melaporkan apa yang terjadi, apa adanya. Struktur teks percobaan dimulai dengan tujuan percobaan. Setelah percobaan, adahipotesis atau dugaan. Baca juga Melaporkan Percobaan Kemudian ada alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan. Setelah itu, prosedur percobaan. Bagian selanjutnya berisi hasil percobaan. Hasil percobaan bisa dipaparkan dalam data. Bisa juga melalui penuturan. Terakhir adalah kesimpulan. Kesimpulan ini mencocokkan hasil percobaan dengan hipotesis di awal. Jika sama, maka hipotesismu terbukti. Simak contoh teks laporan hasil percobaan di bawah ini Percobaan Menara Mur HexagonalNama SulastriKelas 6Tujuan percobaan Membuktikan gaya magnet dan gaya gravitasi. Televisi Edukasi Percobaan menara mur hexagonalHipotesis Mur akan berada di pinggir gelas karena tarikan magnet. Mur akan jatuh ketika magnet dijauhkan. Alat dan bahan 1 buah penggaris plastik 2 buah kaleng 2 magnet 1 buah mur hexagonal 1 gelas Prosedur Letakkan penggaris di atas dua buah kaleng Kemudian di tengah penggaris, tempelkan dua magnet, di atas dan di bawah Di bawah kedua magnet, letakkan sebuah gelas Bawa mur hexagonal ke pinggir gelas Baca juga Percobaan Menara Mur Hexagonal, Jawaban Soal TVRI 5 Mei 2020 Hasil Ketika disusun ke atas, mur hexagonal bisa berdiri. Namun ketika magnet di atas diambil, mur hexagonal langsung jatuh. Kesimpulan Saat memasang tumpukan mur di tepi gelas, gaya magnet menarik mur. Mur mengembangkan medan magnet. Medan magnet yang dikembangkan sifatnya lemah, namun tetap ada setelah melepaskan mur di bawah. Mur bisa tertarik karena ringan. Ketika magnet diangkat, medan magnet hilang. Gaya gravitasi menjatuhkan mur. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

3 Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil (1) dan (2)? 4. Ulangi lagi (1) sampai dengan (3) di atas, untuk bilangan besar .000 dikalikan dengan 30.000.000.000.000. Ayo Kita Menanya. Setelah melakukan percobaan di atas, buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan penulisan perpangkatan yang ditunjukkan kalkulator.

Berdasarkan keterangan dari KBBI, yang mana kesimpulan ialah merupakan suatu keputusan yang didapatkan berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif dari suatu diskusi atau ide. Kesimpulan ialah merupakan suatu rangkaian akhir dari bab yang telah disusun dari karya tulis, yang mana penulis memberikan kesimpulan dari semua apa yang telah dibahas. Sehingga poin – poin yang ada bisa lebih tepat sasaran dan lebih berguna. Kesimpulan Di bawah ini terdapat beberapa ciri dari kesimpulan yang diantaranya adalah sebagai berikut Dengan menggunakan bahasa yang baik dan juga menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh orang pokok – pokok penarikan dan pernyataan secara umum dari kalimat fakta dua hal yang berbeda namun tetap memperhatikan dengan seksama pada sisi tertentu,Tidak berbelit – belit fakta dan juga jelas. Jenis – Jenis Kesimpulan Kesimpulan memiliki beberapa jenis menurut KBBI, yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini Kesimpulan Disjungtif Keputusan yang didasarkan oleh bermacam – macam kemungkinan atau kebenaran dari suatu pernyataannya, namun hanyalah memiliki satu pernyataan yang dinyatakan benar. Kesimpulan Disjungtif itu sendiri sebenarnya asal dari kata dasarnya kesimpulan. Kesimpulan Hipotesis Kesimpulan Hipotesis di dalam penelitiannya ialah suatu jawaban yang sifatnya hanya sementara dari sebuah pertanyaannya. Hipotesis itu sendiri bisa diartikan dari beberapa sudut pandang orang lain, contohnya saja dengan cara etimologisnya, teknisnya, statistiknya dll. Pada dasarnya pengertian tentang kesimpulan hipotesis yang biasa dipergunakan ialah sebagai jawaban yang sementara hanya untuk penelitiannya saja. Kesimpulan Kategorial Pengertian dari kesimpulan kategorial itu merupakan sebuah hasil dari keputusan yang didapatkan dengan sendirinya tanpa syarat apapun sama sekali. Kesimpullan kategorial itu sendiri sebenarnya hampir sama dengan pengertian kesimpulan disjungtif. Kesimpulan Partikular Kesimpulan Partikular ialah sebuah kesimpulan yang cara pembuatannya dibatasi, karena hanya ditujukan untuk sebagian sumber lingkungan saja dari salah satu subjek. Kesimpulan partikular memiliki arti yang sangat berlawanan dengan kesimpulan kategorial diatas. Kesimpulan Universal Kesimpullan Universal ialah hasil kesimpullan yangdidalamnya menjelaskan atas kebenaran dari lingkungan atau berita yang sifatnya umum. Kesimpulan universal sangat berlawan dengan pengertian dari kesimpulan yang tunggal. Langkah – Langkah Membuat Kesimpulan Sebelum membuat kesimpulan ada beberapa langkah – langkahnya yaitu sebagai berikut Mendengarkan dengan seksama isi dari informasi yang sedang pokok – pokok dan menentukan pokok kembali pokok pikiran dengan kalimat sendiri secara kembali isi informasi yang telah ditulis secara jelas. Baca Juga Fungsi Daftar Pustaka Cara Membuat Kesimpulan Bacaan / Paragraf Selain mencari kesiimpulan dari suatu hubungan atau penelitian. Terkadang kita juga diminta mencari kesiimpulan dari bacaan atau paragraf tertentu. Maka untuk ini, yang perlu sobat ketahui adalah bagaimana cara untuk menyusun kesiimpulan dari bacaan. Baca dan pelajari semua paragraf yang disajikan dari awal hingga akhir ide utama setiap paragraf. Yaitu, menemukan kalimat atau kata-kata mana yang sering diulang dan sering digambarkan baik secara harfiah maupun yang kesiimpulan berdasarkan ide utama yang dibahas dalam kalimat bacaan dan paragraf yang disajikan. Simak contoh seperti di bawah ini “Dengan padatnya rutinitas yang kami lakukan setiap harinya, sehingga hampir setiap hari juga kami selalu memakai alat transportasi untuk memberikan kemudahan agar bisa berpindah- pindah sesuai dengan tujuan yang hendak dituju. Namun apakah anda tahu yang mana apabila kita ingin memindahkan kendaraan tersebut membutuhkan suatu bahan bakar supaya bisa bergerak. Tidak banyak orang yang tahu bahwa ternyata jenis bahan bakar yang hampir sering kita pakai tersebut bisa terbentuk dari suatu energi fossil yang mana fossil tersebut terbentuk dari sisahan proses pelaukan sejumlah makhluk hisup yang sudah berlangsung berabad – abad yang lalu. Jenis bahan bakar ini merupakan salah satu jenis bahan bakar yang keberadaannya tidak bisa diperbaharui lagi, Dengan demikian apaila terus menerus bahan bakar ini kita gunakan, maka kemungkinan ia akan habis. Maka untuk ini, kita harus menghemat penggunaan bahan bakar dan mencari solusi untuk menggunakan jenis bahan bakar lainnya yang bisa diperbarui. Sehingga dengan adanya penemuan jenis bahan bakar lainnya yang bisa diperbaharui, maka penggunaan bahan bakar jenis fossil ini bisa segera kita perhemat penggunaannya. “ Kesimpullan Jadi berdasarkan keterangan diatas, kesimpullannya dapat kita ambil kita harus dapat menghemat penggunaan bahan bakar fossil dan harus bisa menemukan jenis bahan bakar lainnya yang dapat diperbaharui, agar penggunaan bahan bakar jenis fossil ini tidak mengalami kehabisan. Tips Membuat Kesimpulan Pada saat akan menarik kesiimpulan, maka hal tersebut jangan dilakukan dengan asal -asalan ketika anda akan menyajikan hasil dalam penelitian, karya tertulis atau dokumen. Sebagian besar siswa dan peneliti jatuh ke dalam menarik kesimpullan. Oleh karena itu, akan sangat mudah bagi penguji untuk menemukan kesalahan dalam menulis kesiimpulan ketika diperiksa dan dibaca. Secara umum, siswa menyusun bahan kesimpullan namun bukan dari hasil penelitian yang sudah mereka lakukan. Bahkan mereka juga dapat menarik kesiimpulan yang telah ditulis dalam bab terakhir dari dokumennya yang tidak dijelaskan atau tidak adanya pembuktian pada hasil penelitiannya. Jadi ketika penguji memintanya untuk merujuk pada kesimpullan yang ditulisnya. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Untuk ini, di bawah terdapat tips tentang cara menyusun kesimpullan Menjawab Permasalahan Kemudian cara yang tepat untuk menyusun hasil dari kesimpullan yang bagus. apakah itu merupakan kesimpullan dari tesis, kesimpullan makalah atau kesiimpulan makalah apa pun. Ini harus menanggapi masalah yang dibahas pada awal diskusi tentang dokumen yang dibuat. Oleh karena itu, kesimpullan yang telah ditulis dengan benar harus menanggapi rumusan masalah yang diteliti. Sama seperti kertas yang kami buat. Apabila kita mempunyai 5 formulasi permasalahan yang nantinya akan dijadikan sebagai sebuah subjek diskusi kita lakukan dalam artikel ilmiah seperti tesis atau artikel. Oleh karena itu, isi kesimpullan juga harus dapat menerangkan 5 kesimpullan tentang hasil tanggapan penelitian kita sendiri terhadap laporan penelitian. Tidak Bertele-tele Kemudian cara yang perlu sobat hindari pada saat akan menarik kesimpullan yakni jangan menjelaskan hal yang terkesan bertele-tele. Artinya hasil dari pada perumusan yang akan disajikan untuk dijadikan bahan kesimpullan harus di sampaikan dengan secara singkat, padat dan jelas. Tidak perlu menggunakan kata-kata berulang dan memberikan jawaban yang jelas untuk hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Secara umum, kesimpullan atau disebut juga bab 5 hanya terdiri dari 1 atau 2 lembar yang berisi hasil penelitian yang telah dilakukan. Jangan Menjelaskan Data Cara lain untuk menarik kesimpullan adalah bahwa tidak perlu memberikan dan menjelaskan data yang diperoleh. Mengapa, data ini adalah bagian dari diskusi penelitian. Sementara itu, kesimpulannya adalah hasil akhir dari penelitian yang diperoleh jika itu seperti yang diharapkan atau jika perbaikan diperlukan. Demikianlah yang dapat kami paparkan terkait pembahasan tentang kesimpulan, semoga beberapa pemaparan ulasan diatas bisa membantu sobat semua. Publikasikanmimpi kamu, jika suatu saat nanti kamu menyimpang atau semangat meraih mimpimu mulai runtuh, ada kerabat keluarga yang memberikan solusi, alternatif atau kritik yang membuat kalian kembali pada poros yang benar.Anda mulai runtuh, ada kerabat keluarga yang memberikan solusi, alternatif atau kritik yang membuat Anda kembali pada – Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Kesimpulan dari Kegiatan Percobaan Dilansir dari Tribunnews, terdapat beberapa soal yang harus diselesaikan oleh siswa pada Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 Halaman 143. Soal-soal dan kunci jawaban tersebut berkaitan dengan kegiataan percobaan yang ada pada halaman 141. Baca juga Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 164 165 Hak dan Kewajiban di Bacaan Perajin Batik Osing Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Kesimpulan dari Kegiatan Percobaan Tribunnews/Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 Soal Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Sebutkanlah paling sedikit tiga bahan lain yang berfungsi sebagai isolator! Dan Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Pada halaman 143, siswa juga diminta untuk menuliskan kesimpulan hasil percobaan untuk mengetahui kemampuan menghantar sebuah benda. Buku yang menjadi acuan artikel yakni Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 6 Kelas V SD/MI Panas dan Perpindahannya oleh Diana Karitas dan Fransiska. Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 9. Sebutkanlah paling sedikit 3 bahan lain yang berfungsi sebagai isolator! Jawaban Kertas, batu, kaca, keramik, karet. 10. Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Jawaban Kesimpulan

ProsesDalam Perencanaan Rencana Kerja. Proses akademis : Perencanaan dilakukan dengan alur berpikir akademik (sistematis, logis, terukur, applicable, dan memiliki batasan yang jelas), dilakukan oleh anggota/unit organisasi yang secara fungsional bertanggungjawab dengan suatu rencana kerja.

6. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut. A. Judul Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori D. Hasil Percobaan E. Pembahasan F. Kesimpulan G. Daftar Pustaka Perubahan LKS berjudul “pH Larutan Penyangga” secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada praktikum kedua, peneliti mengimplementasikan LKS yang berjudul “Mencari Molaritas pH Penyangga” yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” halaman 63. LKS berjudul “Mencari 63 banyak perubahan pada LKS yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru tersebut. Perubahan yang dilakukan mencangkup desain dan konten LKS. Perubahan tersebut seperti perubahan judul praktikum, tujuan, alat, bahan, langkah kerja pada kegiatan predict, observe, pertanyaan pada kegiatan explain serta kunci jawaban pertanyaan LKS. Perubahan desain pada LKS tersebut seperti menambahkan ikon atau gambar pada LKS, menambahkan kotak identitas yang terdiri dari nomor kelompok dan nama serta absen anggota kelompok praktikum. Untuk lebih menarik perhatian siswa, peneliti menambahkan gambar yang diletakkan di samping kotak identitas tersebut. Selain desain, peneliti juga merubah isi LKS POE tersebut. Pada awalnya, LKS yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” berjudul “Mencari Molaritas pH Penyangga”, dimana tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari larutan penyangga dan sifatnya. Judul dan tujuan yang tercantum pada LKS tersebut belum sesuai dengan maksud dari praktikum yang akan dilaksanakan oleh siswa. Pada praktikum kedua siswa diharapkan dapat mencari konsentrasi dari salah satu komponen penyusun larutan penyangga. Berdasarkan hal tersebut, judul dan tujuan praktikum yang tercantum dalam LKS Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” halaman 63 tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti merubah judul LKS praktikum menjadi “Mencari Molaritas Komponen Penyangga”, sedangkan tujuan dari praktikum tersebut juga diubah, yaitu untuk menentukan molaritas komponen penyangga berdasarkan pH-nya. 64 Dalam penelitian ini, peneliti merubah langkah kerja pada kegiatan predict dan juga observe agar sesuai dengan tujuan praktikum yang sesungguhnya. Berikut ini adalah cuplikan langkah kerja LKS pada kegiatan predict dalam Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” yang belum diperbaiki. 1. Isilah gelas kimia dengan 10 mL larutan NH3 x M konsentrasi belum diketahui dengan menggunakan gelas ukur, kemudian tambahkan 10 mL larutan NH4Cl 1 M, selanjutnya aduklah campuran tersebut. 2. Periksa pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. 3. Isilah masing-masing 3 tabung reaksi 1, 2 dan 3 dengan 5 mL larutan nomor 1 di atas. 4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 5 mL akuades. 5. Periksa pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. Wirastiti, 2016, Langkah kerja di atas tidak sesuai untuk kegiatan prediksi siswa. Pada kegiatan memprediksi ini, seharusnya siswa difokuskan untuk membuat campuran dari komponen larutan penyangga dimana salah satu larutan yang dicampurkan belum diketahui konsentrasinya. Campuran tersebut kemudian diukur pH awalnya dengan menggunakan kertas indikator universal. Siswa tidak perlu membagi campuran ke dalam tabung reaksi yang berbeda kemudian ditambah dengan akuades dan diukur pH-nya lagi. Dalam praktikum ini, peneliti menggunakan prinsip titrasi untuk menentukan konsentrasi dari salah satu komponen penyangga. Agar titik ekuivalen pada grafik titrasi yang dibuat lebih mudah ditentukan, maka larutan NH4Cl 0,1 M yang merupakan garam diganti dengan larutan HCl 0,1 M, 65 sehingga untuk menentukan konsentrasi NH3 nantinya menggunakan proses titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan juga basa lemah NH3. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan prediksi yang sudah diperbaiki. 1. Isilah gelas kimia dengan 5 mL larutan NH3 X M konsentrasi belum diketahui dengan menggunakan gelas ukur, kemudian tambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M. 2. Ukurlah pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. Setelah siswa membuat campuran larutan sesuai langkah kerja di atas, siswa kemudian diminta untuk menjawab satu pertanyaan prediksi. Berikut ini adalah pertanyaan prediksi yang belum diperbaiki. Apakah pH akan berubah jika pada tabung 1 dan 3 masing-masing ditetesi 1 tetes HCl 0,1 M dan 1 tetes NaOH 0,1 M? Jelaskan mengapa hasilnya seperti prediksi Anda! Wirastiti, 2016, Pertanyaan di atas tidak dapat menggiring siswa dalam memprediksi perubahan pH campuran dari dua komponen larutan penyusun, dimana konsentrasi salah satu larutan penyusunnya belum diketahui. Berikut ini adalah pertanyaan prediksi LKS yang sudah diperbaiki. Prediksikan pH campuran larutan NH3 X M dan HCl 0,1 M tersebut bila ditambah 2 mL H2SO4 0,1 M asam kuat dan bila ditambah 2 mL NaOH 0,1 M basa kuat ! Jelaskan mengapa hasilnya seperti prediksi Anda! 66 Melalui pertanyaan prediksi di atas, siswa diharapkan mampu memprediksi perubahan pH campuran larutan NH3 X M dan HCl 0,1 M bila ditambah dengan sedikit asam kuat maupun sedikit basa kuat. Setelah menjawab pertanyaan prediksi, siswa kemudian melakukan kegiatan observasi untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksinya. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan observasi yang belum diperbaiki. Selanjutnya lakukan percobaan berikut untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksi. Dengan langkah kerja yang hampir sama. Ukur pH larutan NaCl 0,1 M, berilah perlakuan dengan menuangkan NaCl 0,1 M dalam 3 gelas kimia yang berbeda, masing-masing ditetesi akuades, larutan asam kuat dan larutan basa kuat. Wirastiti, 2016, Langkah kerja di atas tidak sesuai dengan langkah kerja yang terdapat pada kegiatan prediksi. Seharusnya pada kegiatan observasi, siswa melakukan pembuktian dari jawaban prediksinya yaitu bagaimana perubahan pH campuran yang sudah dibuat jika ditambahkan dengan sedikit asam kuat maupun basa kuat. Siswa dapat membuktikan jawaban prediksinya dengan menentukan konsentrasi larutan NH3 terlebih dahulu. Dalam menentukan konsentrasi larutan NH3 yang belum diketahui, maka siswa melakukan proses titrasi antara asam kuat 5 mL HCl 0,1 M dengan basa lemah NH3 X M, dimana volume NH3 X M yang digunakan tersebut divariasikan. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan observasiyang sudah diperbaiki. 67 Selanjutnya lakukan percobaan berikut untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksi. 1. Isilah gelas kimia dengan 5 mL HCl 0,1 M. 2. Tambahkan 3 mL larutan NH3 X M, kemudian ukurlah pH campuran tersebut. 3. Tambahkan 3 mL lagi NH3 X M ke dalam gelas kimia, kemudian ukurlah pH-nya. 4. Ulangi langkah tersebut dengan menambah volume NH3 X M sesuai tabel data pengamatan. Melalui langkah kerja di atas, siswa melakukan proses titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan juga basa lemah NH3 X M, dimana volume NH3 X M yang ditambahkan ke dalam campuran tersebut divariasikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pH campuran apabila volume larutan NH3 X M yang digunakan terus menerus ditambah jumlahnya sampai proses titrasi berakhir. Data hasil pengamatan dari kegiatan observasi kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan. Tabel hasil pengamatan pada praktikum kedua sebelum dan sesudah diperbaiki dapat dilihat pada Gambar 6. 68 b Gambar 6. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum Kedua yang Belum Diperbaiki a dan yang Sudah Diperbaiki b Wirastiti, 2016, Setelah mendapat data pengamatan pada kegiatan observasi, siswa kemudian harus menjawab beberapa pertanyaan pada kegiatan explain. Berikut ini adalah pertanyaan LKS pada kegiatan explain yang belum diperbaiki. 1. Bagaimana perubahan pH pada larutan yang diuji setelah ditambah akuades, asam kuat, dan basa kuat? 2. Tuliskan persamaan reaksi pada larutan uji NH3 + NH4Cl setelah ditambah HCl dan NaOH! 3. Dengan menggunakan pH hasil percobaan, hitunglah molaritas larutan ammonia yang dipakai! Kb NH3 = 1,8 x 10-5 4. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! 5. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori Kerja E. Hasil Percobaan F. Pembahasan Pustaka 69 Wirastiti, 2016, Agar menyesuaikan dengan langkah kerja siswa pada kegiatan prediksi dan juga observasi serta agar siswa dapat menentukan konsentrasi larutan NH3, maka pertanyaan pada kegiatan explain tersebut juga diubah. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan pada kegiatan explain yang sudah diperbaiki. 1. Buatlah grafik titrasi pH terhadap volume NH3 X M! 2. Tentukan titik ekuivalen dari grafik yang sudah Anda buat! 3. Berapa konsentrasi NH3 berdasarkan grafik? Kb NH3 = 1,8 x 10-5 4. Apakah larutan yang diprediksi merupakan larutan penyangga? Jelaskan jawaban Anda! 5. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! 7. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori Percobaan E. Pembahasan F. Kesimpulan Pustaka Melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, siswa dituntun untuk membuat grafik titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan basa lemah NH3 X M. Dari grafik titrasi yang sudah dibuat, siswa diminta untuk menentukan pH titik ekuivalen dan 70 volume larutan NH3 X M yang digunakan saat titik ekuivalen. Berdasarkan data tersebut siswa dapat menghitung konsentrasi larutan NH3 menggunakan rumus penentuan pH larutan penyangga basa. Setelah konsentrasi larutan NH3 diketahui, kemudian siswa menentukan apakah campuran yang sebelumnya dibuat pada kegiatan predict merupakan larutan penyangga atau bukan penyangga. Terakhir siswa diminta untuk menyimpulkan hasil percobaan dan membuat laporan praktikum. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kedua ini juga diubah sesuai dengan kegiatan praktikum siswa. Format laporan yang harus dibuat oleh siswa diubah dengan menghilangkan poin cara kerja. Hal ini dilakukan karena LKS siswa juga dilampirkan pada laporan sehingga dirasa siswa tidak perlu lagi menuliskan langkah kerja praktikum. Secara keseluruhan, perubahan LKS praktikum kedua dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Persentase Keterlaksanaan Praktikum Data keterlaksanaan praktikum diambil dari tiga sumber instrumen penelitian, yaitu dari angket keterlaksanaan praktikum, lembar observasi keterlaksanaan praktikum, dan lembar observasi aktivitas guru. Keterlaksanaan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE dilihat dari persentase ketiga sumber data tersebut. 1 Persentase Keterlaksanaan Praktikum Dilihat dari Angket Keterlaksanaan Praktikum Angket keterlaksanaan praktikum diisi oleh siswa setelah kedua praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE selesai dilaksanakan. Angket tersebut 71 memberikan gambaran pelaksanaan praktikum pada tahapan kegiatan predict, observe, explain, dan pemahaman siswa yang dikaitkan dengan demonstrasi pendahuluan, penjelasan guru serta LKS praktikum. Angket keterlaksanaan praktikum ini memiliki sepuluh poin indikator, dimana untuk tahap kegiatan predict terdiri dari lima poin indikator, kegiatan observe terdiri dari tiga poin indikator dan kegiatan explain terdiri dari dua poin indikator. Masing–masing poin indikator tersebut memiliki beberapa kriteria terkait pemahaman siswa yang muncul dari penjelasan guru, penjelasan LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tahap kegiatan pertama yang terdapat dalam angket keterlaksanaan praktikum yaitu kegiatan predict. Pada tahap kegiatan ini, terdapat lima poin indikator keterlaksanaan. Masing-masing poin indikator memiliki tiga kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, penjelasan dalam LKS atau dari demonstrasi sebelumnya. Uraian masing-masing indikator pada tahap predict adalah sebagai berikut. Indikator pada poin pertama yaitu siswa dapat mengamati perbedaan dan persamaan objek atau bahan dengan menggunakan alat. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih banyak mengandalkan penjelasan guru dan kurang memperhatikan penjelasan LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Padahal petunjuk untuk siswa 72 dalam hal mengamati perbedaan dan persamaan objek atau bahan dengan menggunakan alat sudah tertuang di dalam LKS praktikum. Tingginya ketergantungan siswa terhadap guru dalam hal ini juga dapat disebabkan karena setiap kelompok hanya diberi satu LKS. Jumlah LKS yang terbatas ini menyebabkan hanya beberapa anggota kelompok saja yang memperhatikan petunjuk LKS, sedangkan yang lainnya lebih mengandalkan penjelasan dari guru. Indikator pada poin kedua yaitu siswa dapat menggunakan alat dan bahan yang sesuai. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 84%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih mengandalkan guru dalam menggunakan alat dan bahan untuk kegiatan memprediksi. Siswa cenderung lebih memperhatikan penjelasan dari guru daripada petunjuk LKS maupun penjelasan pada demonstrasi sebelumnya. Pada saat praktikum berlangsung, guru memang memberikan arahan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan predict, sehingga perhatian mereka terhadap petunjuk di LKS kurang maksimal. Hal ini dilakukan oleh guru karena waktu praktikum yang terbatas, sehingga untuk menghemat waktu yang ada guru menjelaskan terlebih dahulu detail langkah demi langkah kegiatan predict kepada semua siswa. Akibatnya keterampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan lebih dominan muncul berdasarkan penjelasan dari guru dibandingkan penjelasan dari LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. 73 Indikator pada poin ketiga yaitu siswa dapat membedakan dari pengamatan mereka yang relevan untuk masalah yang dihadapi. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 90%. Angka tersebut menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam membedakan hasil pengamatannya masih banyak bergantung kepada penjelasan guru daripada penjelasan dalam LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Indikator pada poin keempat yaitu siswa dapat menggunakan data berdasarkan pemahaman mereka untuk memprediksi jawaban pertanyaan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa peran guru untuk menggiring siswa dalam menjawab pertanyaan prediksi masih dominan. Pemahaman siswa dalam hal memprediksi kurang begitu muncul jika siswa hanya mengandalkan petunjuk LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Ketergantungan siswa kepada guru tersebut dapat disebabkan karena penjelasan LKS yang kurang jelas, sehingga tidak dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Selain itu, kemungkinan siswa kurang memahami materi larutan penyangga yang sedang dipraktikumkan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi inilah yang membuat mereka kebingungan dalam hal membedakan hasil pengamatannya untuk masalah yang sedang dihadapi. Akibatnya siswa lebih 74 banyak mengandalkan penjelasan guru daripada penjelasan dalam LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tingginya ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pertanyaan prediksi yang kurang jelas dan kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipraktikumkan. Kejelasan pertanyaan prediksi di dalam LKS merupakan faktor yang sangat penting, karena jika pertanyaan tersebut membingungkan dapat membuat prediksi siswa menjadi salah. Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipraktikumkan juga cukup penting karena menjadi modal utama bagi siswa dalam menjawab pertanyaan prediksi. Indikator pada poin kelima yaitu siswa dapat melakukan ekstrapolasi meramalkan hal yang mungkin terjadi dengan mengaplikasikan hasil data mereka. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 71%. Angka tersebut menunjukkan bahwa peran guru dalam kegiatan ekstrapolasi siswa masih dominan. Siswa kurang dapat menggunakan penjelasan di dalam LKS maupun demonstrasi sebelumnya untuk meramalkan hal yang mungkin terjadi dengan mengaplikasikan hasil data mereka. Saat kegiatan praktikum, guru masih harus menggiring siswa dalam menggunakan data hasil kegiatan predict yang sudah siswa peroleh untuk menjawab pertanyaan prediksi. Hal ini disebabkan karena pemahaman siswa tentang materi larutan penyangga belum teralalu baik, sehingga mereka masih 75 kesulitan dalam menghubungkan data dengan jawaban prediksinya. Meskipun demikian, sudah ada beberapa siswa yang dapat membuat prediksi hanya dengan melihat penjelasan di LKS-nya. Tahap kegiatan berikutnya yaitu tahap kegiatan observe. Pada tahap ini, terdapat tiga poin indikator keterampilan. Masing-masing poin indikator memiliki tiga kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, penjelasan dalam LKS atau dari demonstrasi sebelumnya. Uraian ketiga indikator pada tahap kegiatan observe adalah sebagai berikut. Indikator pada poin keenam yaitu siswa dapat menentukan apa yang harus diukur. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKS’, yaitu sebesar 94%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menentukan apa yang harus diukur dengan melihat penjelasan atau petunjuk LKS praktikum. Tingginya criteria tersebut dapat dikarenakan petunjuk LKS sudah jelas dan dapat menuntun siswa untuk menentukan hal-hal apa saja yang harus diukur selama kegiatan observasi berlangsung. Indikator pada poin ketujuh yaitu siswa dapat membandingkan apa yang sebenarnya mereka lakukan dengan apa yang mereka rencanakan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKS’, yaitu sebesar 71%. Angka tersebut menunjukkan 76 bahwa siswa sudah dapat memahami penjelasan dalam LKS dengan baik dan tidak terlalu bergantung kepada penjelasan dari guru maupun dari demonstrasi sebelumnya. Keterampilan siswa dalam indikator ini muncul karena di dalam LKS praktikum sudah memuat penjelasan yang menuntun siswa untuk membandingkan hasil prediksinya dengan hasil observasi yang akan mereka peroleh. Penjelasan tersebut dapat dilihat dalam langkah kerja pada kegiatan predict dan juga observe. Meskipun ada beberapa siswa yang masih mengandalkan penjelasan guru dalam indikator ini, tapi sebagian besar siswa sudah dapat melaksanakannya berdasarkan penjelasan dalam LKS. Indikator pada poin kedelapan yaitu siswa dapat mencatat data dengan benar. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKS’, yaitu sebesar 87%. Tingginya persentase pada kriteria tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mencatat data hasil pengamatannya berdasarkan penjelasan di LKS dan tidak lagi terlalu bergantung pada penjelasan dari guru maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tingginya persentase dari kriteria tersebut dapat disebabkan karena di dalam LKS sudah tercantum tabel data hasil pengamatan, sehingga siswa hanya tinggal memasukkan data pengamatannya pada tabel tersebut. Tabel hasil pengamatan dalam LKS sudah dilengkapi dengan keterangan terkait data apa yang harus diisikan di dalamnya. Hal ini memudahkan siswa dalam mencatat data hasil pengamatannya dengan benar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 77 demonstrasi yang sudah dilakukan sebelumnya tidak terlalu berperan dalam memunculkan keterampilan mencatat siswa, karena siswa sudah paham hanya dengan melihat penjelasan di LKS-nya masing-masing. Tahap kegiatan terakhir yang terdapat dalam angket keterlaksanaan praktikum adalah kegiatan explain. Pada tahap ini, terdapat dua poin indikator keterampilan. Masing-masing poin indikator memiliki dua kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dan pemahaman siswa terhadap penjelasan di dalam LKS. Uraian kedua indikator pada tahap kegiatan explain adalah sebagai berikut. Indikator pada poin kesembilan yaitu siswa mendiskusikan apa yang mereka temukan dalam kaitannya dengan pertanyaan awal mereka. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang sama besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’ dan kriteria muncul berdasarkan penjelasan dalam LKS’, yaitu sebesar 81%. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam hal berdiskusi muncul setelah memperoleh penjelasan dari guru dan dari penjelasan yang terdapat di dalam LKS-nya. Saat melaksanakan kegiatan explain, guru memang memberi arahan kepada siswa dalam hal mendiskusikan hasil yang mereka peroleh dengan jawaban prediksi yang sebelumnya sudah dibuat. Guru menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk ikut aktif berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing. Selain itu, keterampilan siswa dalam indikator ini juga muncul berdasarkan penjelasan dalam LKS. Di dalam LKS praktikum tersebut sudah dilengkapi dengan 78 pertanyaan-pertanyaan khususnya pada kegiatan explain yang menggiring siswa untuk membandingkan hasil prediksi dengan data observasi yang diperolehnya. Indikator pada poin kesepuluh yaitu siswa mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatan atau pengukuran mereka dan memerhatikan perubahan yang terkait. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih banyak mengandalkan penjelasan dari guru daripada penjelasan dalam LKS. Tingginya angka ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru dapat dikarenakan pemahaman siswa tentang larutan penyangga masih kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang berkali-kali bertanya kepada guru, baik menyangkut langkah kerja maupun hasil yang diperolehnya. Hal ini menyebabkan siswa belum dapat mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatannya secara maksimal, sehingga guru harus memberikan penjelasan kepada siswa tersebut. Akibatnya keterampilan siswa dalam indikator ini lebih banyak muncul karena penjelasan dari guru, bukan dari penjelasan dalam LKS. Keterampilan mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatan atau pengukuran memang merupakan keterampilan yang tidak mudah, apalagi materi larutan penyangga yang dipraktikumkan siswa membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Keterampilan ini harus sering dilatih agar siswa lebih teliti dan lebih kritis dalam mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam 79 pengamatan atau pengukuran selama praktikum. Selain itu, sebelum melakukan praktikum, guru sebaiknya memberikan bekal yang cukup kepada siswa tentang
LangkahLangkah Metode Ilmiah Biologi. Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa langkah-langkah metode ilmiah biologi meliputi tahapan berikut ini.. 1. Mengidentifikasi Masalah Melakukan pengamatan di sekitar kita, dan menemukan masalah yang memang benar-benar ada atau memunculkan permasalah yang awalnya tidak ada. - Salah satu skill yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah melakukan percobaan. Bahkan saat sistem pembelajaran jarak jauh PJJ seperti sekarang, nilai praktik seperti melakukan percobaan masih tetap berjalan. Untuk itu penting mengetahui tata cara membuat laporan percobaan untuk kemudian diberikan kepada guru. Mengutip Ruang Guru, Kamis 29/7/2021 teks laporan percobaan adalah teks yang menceritakan tentang percobaan yang dilakukan oleh peneliti. Biasanya, teks seperti ini digunakan untuk melaporkan hasil percobaan berupa karya ilmiah atau laporan praktikum. Baca Juga 5 Tips Menjalani Masa Percobaan pada Perusahaan, Perhatikan Hal Ini! Ilustrasi praktikum di laboratoriumTeks ini juga bisa memberikan informasi kepada orang lain mengenai hasil percobaan yang telah dibuat. Percobaannya dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok. Cara membuat teks laporan percobaan 1. Membuat kerangka berdasarkan struktur teks laporan percobaanPertama, buatlah kerangka sesuai struktur teks laporan percobaan. Mulai dari tujuan percobaan, alat dan bahan saat melakukan percobaan, serta langkah-langkah dari awal hingga akhir percobaan. Kemudian, tuliskan hasil percobaan dalam bentuk tabel, grafik, bagan atau gambar agar pembaca lebih mudah melihat hasilnya. Setelah itu, tuliskan kesimpulan dari percobaan. 2. Mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks yang utuhSetelah selesai membuat kerangka, kamu harus mengembangkannya menjadi sebuah teks yang utuh. Jangan lupa untuk memperhatikan kaidah kebahasaan yang digunakan agar teks laporan percobaan mudah dipahami. Baca Juga Tuntas Cepat Menulis Skripsi, Ini 5 Aplikasi yang Wajib Kamu Miliki Ilustrasi belajar dan membuat laporan percobaan Pexels/August de RichelieuPenggunaan bahasa teks laporan percobaan
Daripercobaan di atas, dapat kita ketahui bahwa kondensasi merupakan cara pembuatan koloid yang awalnya merupakan larutan. Sedangkan dispersi adalah cara pembuatan koloid yang awalnya berupa suspensi. Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan garam-garam yang terhodrolisis yang memiliki sifat asam yaitu : NH₄Cl dan Al₂(SO₄)₃
ï»ż- Apakah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan di atas? Pertanyaan tersebut merupakan soal Tema 6 Kelas 5 SD/MI halaman 50, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Halaman 50 terdapat pada Pembelajaran 5 Subtema 1 tentang Suhu dan Kalor Berikut Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 halaman 50 6. Apakah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan di atas? Jawaban Kegiatan yang berbeda serta dengan media yang berbeda memerlukan energi panas yang berbeda juga KLIK LINK DI BAWAH UNTUK JAWABAN LENGKAPNYA Baca juga Kunci Jawaban Tematik Tema 6 Kelas 5 Halaman 49, 50, 53, 54, dan 57, Pembelajaran 5 Subtema 1 Ayo Membaca Hari masih sangat pagi. Siti terbangun karena mendengar suara azan subuh dari musala. Siti segera menunaikan kewajibannya untuk sholat. Siti mengira ia orang pertama yang terbangun pada pagi hari itu. Ternyata ia melihat Ibu sudah berada di dapur. Setelah melakukan sholat subuh, Siti menghampiri ibunya yang sedang menyalakan kompor. Siti melihat Ibu sedang memasak air pada dua panci yang berbeda. Panci pertama yang berukuran lebih besar berisi air setengah penuh. Air di panci pertama akan digunakan Ibu untuk merebus sayur. Panci kedua berukuran lebih kecil berisi air yang hampir penuh. Panci kedua akan digunakan Ibu untuk membuat teh. Siti menduga-duga, air dalam panci manakah yang akan mendidih lebih cepat. Diam-diam Siti melakukan pengamatan sambil membantu ibunya menyiapkan sarapan. TujuanPraktikum. Dilaksanakannya praktikum mengenai “Indera Penglihatan, Pembau, dan Pengecap” memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah: 1. Menjelaskan mekanisme jalannya rangsangan cahaya pada mata. 2. Menentukan persamaan dan perbedaan antara indera pembau dan pengecap. 3. Menjelaskan keterkaitan antara indera pembau dan indera pengecap.
- Kesimpulan apakah yang kamu dapatkan dari kegiatan di atas? Pertanyaan tersebut merupakan soal Tema 6 Kelas 5 SD/MI halaman 16, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Halaman 16 terdapat pada Pembelajaran 2 Subtema 1 tentang Suhu dan Kalor Berikut Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 halaman 16 3. Kesimpulan apakah yang kamu dapatkan dari kegiatan di atas? Jawaban Terdapat hubungan antara perubahan volume suatu zat cair dan perubahan suhu. Permukaan suatu zat cair akan naik melalui sedotan volume zat cair bertambah ketika dipanaskan dan juga permukaan suatu zat cair akan turun volume zat cair akan berkurang ketika didinginkan. KLIK LINK DI BAWAH UNTUK JAWABAN LENGKAPNYA Baca juga Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 11 12 13 14 15 dan 16, Subtema 1 Pembelajaran 2, Suhu dan Kalor Ayo Membaca Perbedaan Suhu dan Panas Indra peraba, seperti telapak tangan tidak dapat menentukan secara tepat derajat panas dan dingin suatu benda. Tangan hanya dapat memperkirakan panas dan dingin suatu benda. Tangan tidak dapat menjelaskan berapa nilai derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pernahkah kamu pergi berkemah ke daerah pegunungan? Ketika malam hari saat kamu berkemah di daerah pegunungan, kamu akan merasakan bahwa cuaca di sekitarmu terasa dingin sehingga kamu memerlukan jakettebal untuk menghangatkan tubuhmu. Lain halnya dengan penduduk yang tinggal di dataran tinggi seperti daerah pegunungan. Mereka tidak terlalu merasakan hawa dingin karena mereka sudah terbiasa denganhawa dingin di pegunungan. Hal tersebut, membuktikan bahwa indra peraba tidak dapat digunakan untuk mengukur derajat panas suatu benda karena setiap orang memiliki perbedaan dalam merasakan suhu di sekitarnya. Nah, dalam ilmu pengetahuan alam untuk menyatakan tingkat panas dinginnya suatu keadaan digunakan suatu besaran yang disebut suhu atau temperatur. Panas kalor dan suhu adalah dua hal yang berbeda. Energi panas merupakan salah satu energi yang dapat diterima dan dilepaskan oleh suatu benda. Ketika sebatang logam dipanaskan dengan api, batang logam tersebut mendapatkan energi panas dari api. Energi panas membuat batang logam tersebut menjadi panas. Ketika batang logam tersebut panas, suhunya meningkat. Ketika batang logam menjadi dingin, suhunya menurun. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Suhu suatu benda menunjukkan tingkat energi panas benda tersebut. Satuan suhu yang digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius °C. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Satuan panas dinyatakan dalam kalori dan diukur dengan kalorimeter. Sumber How do we measure temperature?Chris Woodroof dengan penyesuaian
zPaA.
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/262
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/334
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/138
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/207
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/163
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/269
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/133
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/159
  • cfh2vjlqdg.pages.dev/75
  • tuliskan kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas